MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
Disusun Oleh :
Kelompok II
DIANA WATI
FENTISARI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI DIII KEBIDANAN
TANJUNG KARANG
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Kegawatdaruratan
adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali
merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011).
Kegawatdaruratan
dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang
terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamatkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan
obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian
banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan
bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
respon kegawatdaruratan cepat terhadap suatu kegawatdaruratan.
2. Mengetahui
penanganan dasar kegawatdaruratan.
3. Mengetahui Penanganan
awal kegawatdaruratan.
4. Mengetahui
Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
5. Mengetahui
Penanganan lanjut kegawatdaruratan.
6. Mengetahui Tanda dan Gejala Kegawatdaruratan.
7. Mengetahui cara merujuk secara cepat,
tepat, dan aman.
BAB II
PEMBAHASAN
PRINSIP
DASAR PENANGANAN KEGAWATDARURATAN
a. Respon
cepat terhadap suatu kegawatdaruratan.
Jika seorang
ibu usia subur mengeluhkan masalahnya, kaji secara cepat kondisinya untuk
menetapkan derajat kesakitannya.
Tabel.1
Kaji
|
Tanda bahaya
|
Pertimbangan
|
Ja jalan napas dan
P pernapasan
|
P
perhatikan adanya :
Sianosis
(kebiruan)
Distress
(pernapasan)
P periksa
:
Kulit
: pucat
Paru-paru
: ronchi dan wheezing
|
Anemia
berat
Gagal
jantung
Pneumonia
Asma
|
Si sirkulasi (tanda syok)
|
P periksa
:
kulit:
dingin dan lembab
denyut
nadi : cepat(110 atau lebih) dan lemah
tekanan
darah : rendah (sistolik kurang dari 90mmHg)
|
S Syok
|
P perdarahan pervaginam (pada awal atau akhir
kehamilan)
|
T tanyakan
apakah :
hamil;
usia kehamilan
baru
saja melahirkan
plasenta
dilahirkan
pPeriksa :
vulva:
banyaknya perdarahan, retensi plasenta, robekan yang nyata
uterus
: atonia
kandung
kemih ; penuh
P pada
tahap ini jangan lakukan periksa dalam
|
aborsi
kehamilan
ektopik
kehamilan
mola
absurpsio
plasenta
ruptur
uterus
plasenta
previa
atonia
uterus
robekan
serviks dan vagina
retensio
plasenta
inversi
uterus
|
Ti tidak sadar atau konvulsi
|
T tanyakan
apakah :
hamil;
usia kehamilan
P periksa
:
tekanan
darah; tinggi(diastolik 90 mmHg atau lebih)
suhu;
38ºC atau lebih
|
eklamsi
malaria
epilepsi
tetanus
|
D demam yang membahayakan
|
T tanyakan
apakah :
lemah;letargi
berkemih
sering dan nyeri
P periksa :
suhu;
38ºC atau lebih
tidak
sadar
leher;kaku
paru-paru;
pernapasan dangkal konsolidasi
abdomen
: nyeri tekan hebat
vulva
: rabas purulen
payudara
; nyeri tekan
|
infeksi
saluran berkemih
malaria
metritis
abses
pelvik
peritonitis
infeksi
payudara
komplikasi
aborsi
pneumonia
|
N nyeri abdomen
|
T tanyakan
apakah :
hamil:
usia kehamilan
P periksa :
tekanan
darah rendah (sistolik 90 mmHg)
denyut
nadi : cepat (110 atau lebih)
suhu;
38ºC atau lebih
uterus;
status kehamilan
|
kista
ovarium
apendistis
kehamilan
ektopik
kemungkinan
persalinan term atau preterm
amnionitis
absurpsio
plasenta
ruptur
uterus
|
b. Prinsip
dasar penanganan kegawatdaruratan
Prinsip
Dasar
Dalam
menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnosa) dan
tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak
panik, walaupun suasana keluarga pasien ataupun pengantarnya mungkin dalam
kepanikan. Semuanya dilakukan dengan cepat, cermat, dan terarah. Walaupun
prosedur pemeriksaan dan pertolongan dilakukan dengan cepat, prinsip komunikasi
dan hubungan antara dokter-pasien dalam menerima dan menangani pasien harus
tetap diperhatikan.
1. Menghormati hak pasien
Setiap
pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat, tanpa memandang status sosial dan
ekonominya. Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa dalam situasi
dan kondisi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan keprihatinan adalah
wajar bagi setiap manusia dan kelurga yang mengalaminya.
2. Gentleness
Dalam
melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah harus
dilakukan dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa rasa
sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau
memerikan pengobatan, tetapo prosedur akan dilakukan selembut mungkin sehingga
perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin.
3. Komunikatif
Petugas
kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang
tepat, mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat. Dalam
melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa
yang akan diperikssssa dan apa yang diharapkan. Apabila hasil pemeriksaan
normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal itu harus
dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien sangatlah penting.
4. Hak Pasien
Hak-hak
pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak
pasien untuk menolak pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status
medik pasien.
5. Dukungan Keluarga (Family Support)
Dukungan
keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatan
harus mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan penjelasan
kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka akan masalah kelurga yang
berkaitan dengan keterbatasan keuangan, keterbatasan transportasi, dan
sebagainya.
Dalam
kondisi tertentu, prinsip-prinsip tersebut dapat dinomorduakan, misalnya apa
bila pasien dalam keadaan syok, dan petugas kesehatan kebetulan hanya
sendirian, maka tidak mungkin untuk meminta informed consent kepada keluarga
pasien. Prosedur untuk menyelamatkan jiwa pasien harus dilakukan walaupun
keluarga pasien belum diberi informasi.
c. Penanganan
awal kegawatdaruratan
Dalam
menatalaksanakan kegawatdaruratan :
1. Tetap
tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada kebutuhan ibu
2. Jangan
meninggalkan ibu sendirian
3. Laksanakan
tanggung jawab hindari kebingungan dengan menunjuk orang lain untuk bertanggung
jawab.
4. Berteriak
minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan dan satu orang lainnya
untuk mendapatkan peralatan dan kesediaan barang kegawatdaruratan (misal:tabung
oksigen, dan alat kegawatdaruratan lainnya)
5. Jika
ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan sirkulasinya.
6. Jika
dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada tanda syok,
tetap kirkan tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih lanjut karna statusnya
dapat memburuk dengan cepat.
7. Atur
posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya. Longgarkan pakaian
yang ketat.
8. Bicara
pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang terjadi dan
gejala yang dialami.
9. Lakukan
pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV dan warna kulit.
d. Penanganan
lanjut kegawatdaruratan
Penanganan
kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis yang
menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang
terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan
Prinsip umum
penanganan kasus kegawatdaruratan
a. Pastikan
jalan napas bebas
b. Pemberian
oksigen
c. Pemberian
cairan intravena
d. Pemberian
tranfusi darah
e. Pasang
kateter kandung kemih
f. Pemberian
antibiotika
g. Obat
pengurang rasa nyeri
h. Penanganan
masalah utama
i. Rujukan
e. Prinsip
pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
A. DEFINISI
SYOK
Syok adalah
kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian diikuti perfusi
jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik
selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera
untuk menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik,
kardiogenik, neurogenik, atau septik syok).(Bruner & Suddarth,2002).
Syok adalah
suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah
yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan
kematian sel maupun jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya
serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat
perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya
karena reaksi alergi atau infeksi).
Syok adalah
kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui tubuh.
Ada kegagalan sistem peredaran darah untuk mempertahankan aliran darah yang
memadai sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ vital terhambat.
Kondisi ini juga mengganggu ginjal sehingga membatasi pembuangan llimbah dari
tubuh.
B. DIAGNOSIS
1. Gelisah,
bingung, penurunan kesadaran
2. Nadi
>100 kali/menit, lemah
3. Tekanan
darah sistolik <90 mmHg
4. Pucat
5. Kulit
dingin dan lembab
6. Pernapasan
>30 kali/menit
7. Pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih.Jumlah urin
<30 ml/jam
8. Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
9.
Nyeri dada
10. Linglung
11. Pusing
12. Pingsan
C. FAKTOR
PREDISPOSISI
Curigai atau
antisipasi kejadian syok jika terdapat kondisi berikut ini:
1. Perdarahan
pada kehamilan muda
2. Perdarahan
pada kehamilan lanjut atau pada saat persalinan
3. Perdarahan
pascasalin
4. Infeksi
berat (seperti pada abortus septik, korioamnionitis, metritis)
5. Kejadian
trauma
6. Gagal
jantung
D. ETIOLOGI
SYOK
1. Dehidrasi
(syok hipovolemik)
2. Serangan
jantung (syok kardiogenik)
3. Gagal
jantung (syok kardiogenik)
4. Trauma
atau cedera berat
5. Infeksi
(syok septik)
6. Reaksi
alergi (syok anafilaktik)
7. Cedera
tulang belakang (syok neurogenik)
8. Sindroma
syok toksik.
E. JENIS
SYOK
Disebabakan oleh penurunan volume
darah yang terjadi secara langsung karena pendarahan hebat atau tidak langsung
karena pendarahan hebat atau tidak langsung karena hilangnya cairan yang
berasal dari plasma misalnya diare berat, pengeluaran urin atau keringat
berlebihan.
Syok kardiogenik
Disebabkan oleh kegagalan jantung
yang melemah unutk memompa darah secara kuat
Syok
vasogenik
Disebabkan oleh vasodilatasi luas
yang dicetuskan oleh zat-zat vasolidator dan diantaranya terbagi menjadi 2
yaitu :
1. Syok
septik ditimbulkan oleh vasodilatasi luas yang dikeluarkan oleh penyebab
infeksi atau kuman
2. Syok
anafilaktik disebabkan oleh pengeluaran histamin pada reaksi alergi hebat
Syok
neurogenik
Disebabkan nyeri hebat dan dalam
dimana tonis vaskuler simpatis yang hilang sehingga menyebabkan vasodilatasi
umum
F. PATOFISIOLOGI
SYOK
Syok menunjukkan perfusi jaringan yang tidak
adekuat. Hasil akhirnya berupa lemahnya aliran darah yang merupakan petunjuk
yang umum, walaupun ada bermacam-macam penyebab. Syok dihasilkan oleh disfungsi
empat sistem yang terpisah namun saling berkaitan yaitu ; jantung, volume
darah, resistensi arteriol (beban akhir), dan kapasitas vena. Jika salah satu
faktor ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan
terjadi syok. Awalnya tekanan darah arteri mungkin normal sebagai kompensasi
peningkatan isi sekuncup dan curah jantung. Jika syok berlanjut, curah jantung
menurun dan vasokontriksi perifer meningkat.
G. FASE SYOK
Fase Syok
Perempuan
hamil normal mempunyai toleransi terhadapa perdarahan 500-1000 ml pada waktu
persalinan tanpa bahaya oleh karena daya adaptasi fisiologik kardiovaskular dan
hematologik selama kehamilan. jika perdarahan terus berlanjut, akan timbul
fase-fase syok sebagai berikut.
1. Fase
Kompensasi
Rangsangan/reflex
simpatis: Respon pertama terhadap kehilangan darah adalah vasokontriksi
pembuluh darah perifer untuk mempertahankan pasokan darah ke organ vital
gejala
klinik: pucat, takikardia, takipnea.
2. Fase
Dekompensasi
Perdarahan
lebih dari 1000 ml pada pasien normal atau kurang karena factor-faktor yang ada
Gejala
klinik: sesuai gejala klinik syok diatas
Terapi yang
adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan cepat tanpa
meninggalkan efek samping
3. Fase
Kerusakan Jaringan dan Bahaya Kematian
Penanganan
perdarahan yang tidak adekuat menyebabkan hipoksia jaringan yang lama dan
kenatian jaringan dengan akibat berikut:
Asidosis
metabolik: disebabkan metabolisme anaerob yang terjadi karena kekurangan
oksigen
Dilatasi
arteriol: akibat penumpukan hasil metabolisme selanjutnya menyebabkan
penumpukan dan stagnasi darah di kapilar dan keluarnya cairan ke dalam jaringan
ekstravaskular
Koagulasi
intravaskular yang luas disebabkan lepasnya tromboplastin dari jaringan yang
rusak
Kegagalan
jantung akibat berkurangnya aliran darah koroner
Dalam
fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak cukup adekuat lagi dan
jika penyembuhan dari fase akut terjadi, sisa-sisa penyembuhan akibat nekrosis
ginjal dan/atau hipofise akan timbul
H. DERAJAT SYOK
1. Syok Ringan: Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital
seperti kulit, lemak, otot rangka, dan tulang. Jaringan ini relatif dapat hidup
lebih lama dengan perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap
(irreversible). Kesadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau hanya
sedikit menurun, asidosis metabolik tidak ada atau ringan.
2. Syok Sedang: Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati,
usus, ginjal). Organ-organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama
seperti pada lemak, kulit dan otot. Pada keadaan ini terdapat oliguri (urin
kurang dari 0,5 mg/kg/jam) dan asidosis metabolik. Akan tetapi kesadaran
relatif masih baik.
3. Syok Berat: Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi
syok beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok
lanjut terjadi vasokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguri dan
asidosis berat, gangguan kesadaran dan tanda-tanda hipoksia jantung (EKG
abnormal, curah jantung menurun).
I. KOMPLIKASI SYOK
1. Kegagalan multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia jaringan
yang berkepanjangan.
2. Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus
kapiler karena hipoksia.
3. DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian jaringan
yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG SYOK
1. Darah (Hb, Hmt, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar ureum,
kreatinin, glukosa darah.
2. Analisa gas darah
3. EKG
K. PENATALAKSANAAN SYOK
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum
yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi
tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada
penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan
pengobatan kausal. Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip
resusitasi ABC. Jalan nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan
pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau
perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit
volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau
hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus
diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan
inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk
mengatasi vasodilatasi perifer. Segera menghentikan perdarahan yang terlihat
dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada
syok septik, sumber sepsis harus dicari dan ditanggulangi. Penanganannya
meliputi:
a.
Tatalaksana Umum
1. Carilah
bantuan tenaga kesehatan lain.
2. Pastikan
jalan napas bebas dan berikan oksigen.
3. Miringkan
ibu ke kiri.
4. Hangatkan
ibu.
5. Pasang
infus intravena (2 jalur bila mungkin) dengan menggunakan
6. jarum
terbesar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar yang tersedia).
7. Berikan
cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) sebanyak 1 liter
8. dengan
cepat (15-20 menit).
9. Pasang
kateter urin (kateter Folley) untuk memantau jumlah urin yang keluar.
10. Lanjutkan pemberian
cairan sampai 2 liter dalam 1 jam pertama, atau hingga 3 liter dalam 2-3 jam
(pantau kondisi ibu dan tanda vital).
11. Cari penyebab syok
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap secara simultan (lihat
tabel 3.2.1), kemudian beri tatalaksana yang tepat sesuai penyebab.
3.2.1
Uraian gejala dan tanda berbagai tipe syok
TIPE SYOK
PENYEBAB RESPON TERHADAP
Tipe Syok
|
Penyebab
|
Respon
Terhadap Pemberian Cairan
|
Hipovolemik
|
-
Perdarahan
- Muntah
- Diare
-
Dehidrasi
|
Berespon
|
Kardiogenik
|
- Penyakit
jantung iskemik
- Gangguan
irama jantung berat memburuk
- Kelainan
katup jantung
|
Tidak
berespon atau kondisi
|
Distributif
|
- Syok
sepsis
- Syok
anafilaktik
- Syok
neurogenik
|
Berespon
|
Obstruktif
|
-
Tamponade jantung
-
Pneumotoraks tension berespon
|
Dapat
berespon atau tidak
|
PEMBERIAN
CAIRAN
12. Pantau
tanda vital dan kondisi ibu setiap 15 menit.
13. Bila
ibu sesak dan pipi membengkak, turunkan kecepatan infus menjadi 0,5 ml/menit
(8-14. Tetes/menit), pantau keseimbangan
cairan.
Menghilangkan atau mengatasi penyebab syok.
Khusus: Obat farmakologik: Tergantung penyebab syok, Vasopresor
(kontraindikasi syok hipovolemik), dan Vasodilator
L. PENCEGAHAN SYOK
Mencegah syok lebih mudah daripada mencoba
mengobatinya. Pengobatan yang tepat terhadap penyebabnya bisa mengurangi resiko terjadinya syok.
PENILAIAN GAWAT DARURAT
PENDERITA
1. Definisi Gawat
Darurat
a. Definisi gawat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan
cedera yang mengancam nyawa pasien.Contoh : penderita sakit kanker
b. Definisi
darurat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang
membutuhkan pertolongan segera. Contoh : pasien yang menginjak paku.
c. Definisi
gawat darurat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera
yang mengancam nyawa pasien dan membutuhkan pertolongan segera. Contoh : pasien
tang tersedak makanan, penderita dengan serangan jantung.
2. Fase – Fase Saat Tiba
di Tempat Kejadian
Sebelum melakukan
pertolongan harus diingat bahwa tidak jarang anda memasuki keadaan yang
berbahaya. Selain resiko dari infeksi anda juga dapat menjadi korban jika tidak
memperhatikan kondisi sekitar pada saat melakukan pertolongan. Ingatlah prioritas keamanan pada saat memasuki daerah
tugas :
a. Keamanan anda
Nampaknya
egoistis, namun kenyataan adalah bahwa keamanan diri sendiri merupakan
prioritas utama. Mengapa ? Karena
bagaimana kita akan dapat melakukan pertolongan jika kondisi kita sendiri
berada dalam bahaya. Akan merupakan hal yang ironis seandainya kita bermaksud
menolong tetapi karena tidak memperhatikan situasi kita sendiri yang terjerumus
dalam bahaya.
b. Keamanan lingkungan
Ingat rumus do
no further harm karena ini meliputi juga lingkungan sekitar penderita
yang belum terkena cidera. Sebagai contoh adalah saat mendekati mobil yang
sudah mengalami kecelakaan, dan keluar asap. Ingatkan dengan segera para
penonton untuk cepat-cepat menyingkir karena ada bahaya ledakan/api
c. Keamanan penderita
Betapapun
ironisnya, tetapi prioritas terakhir adalah penderita sendiri, karena penderita
ini sudah cidera sejak awal. Apapun yang dilakukan pada penderita ingatlah
untuk do no further harm
3. Langkah – langkah
Penilaian Penderita
Setelah
lokasi kejadian aman (termasuk anda sudah memakai alat proteksi diri), maka
anda akan mendekati penderita. Dalam keadaan ini ingat bahwa yang kemudian yang
harus dilakukan adalah berturut-turut :
Kesan umum (mengenai
penderitanya) à respon penderita (sadar ?) atasi keadaan segera yang
mengancam nyawa. Keadaan apa yang dengan segera akan menyebabkan kematian ?
jawabannya adalah masalah ABC = Airway – breathing – Circulation (atau
= jalan napas, pernapasan dan sirkulasi darah). Karena itu yang harus dilakukan
saat ini adalah : kesan umum (mengenai penderitanya) àrespon
penderita à masalah Airway à masalah breathing à masalah circulation.
A. Lihat Kesan Umum
Ini kita lakukan sambil
mendekati penderita. Yang dicari pada saat ini adalah : keluhan utama (apa yang
membuat kita dipanggil, atau keluhan apa yang membuat penderita mencari kita?).
Sebenarnya menilai kesan umum mengenai penderita sudah dapat kita lakukan
dengan melihat sekilas keadaan di lokasi maka saat kita mendekati penderita
kita sudah tahu bahwa ini adalah korban kecelakaan lalu lintas, korban
kerusuhan atau disebabkan penyakit yang tiba – tibamenyerang penderita yang
memegang dadanya dan kesakitan, kemungkinan ini serangan jantung. Kadang –
kadang mencari keluhan utama ini sangat mudah, tetapi bisa juga sangat susah.
Seperti contoh korban KLL tadi: janagn salah, apakah karena kecelakaan korban
menjadi tidak sadar atau korban yang tidak sadar ini sebenarnya tidak sadar
terlebih dahulu lalu mengalami kecelakaan?
Atau contoh berikut : kita mengetahui adanya
penderita yang jatuh pingsan. Apakah pingsan dulu baru jatuh, atau karena jatuh
menjadi pingsan.
Atau contoh berikut : anak muda dalam keadaan pingsan, dan kesulitan
bernapas: apakah penyakit biasa atau overdosis obat – obatan. Untuk dapat
menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti diatas, diperlukan juga kita bertanya
kepada orang – orang di sekitar penderita.
B. Periksa kesadaran penderita
Mulailah dengan berbicara kepada penderita deengan
memperkenalkan diri anda, katakan nama dan jabatan anda. (suatu hal yang tidak
terlalu sering dilakukan di Indonesia). Apabila penderita nampaknya pingsan,
anda dapat melakukannya dengan menepuk – nepuk tangannya, sambil mengatakan :
“Pak, pak anda kenapa?”. Kemudian nilai respons penderita apakah membuka mata
sambil menjawab, hanya membuka mata atau diam saja. Pada keadaan dimana ada kemungkinan cedera tulang
belakang, berhati – hatilah. Lebih baik sambil berbicara kepada penderita
(sambil menilai kesadarannya) kita memasang alat proteksi tulang belakang, atau
kita memegang (fiksasi) kepalanya.
Ada 4 tingkat kesadaran yang dapat kita cari untuk memudahkan biasanya
disingkat dengan A.S.N.T. (Awas, Suara, Nyeri, Tidak sadar) atau dalam bahasa
Inggris dikenal dengan A.V.P.U yaituAlert (sadar), Voice (suara), Pain (nyeri),
dan Unresponsive (tidak ada respon).
A - Awas (sadar penuh)
Penderita sadar dan masih jelas orientasinya (orientasi orang, waktu,
tempat)
Pada keadaan ini biasanya penderita dapat menjawab dengan
baik semua pertanyaan atau jawaban penderita sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan, barulah kita dapat mengatakan bahwa penderita dalam keadaan sadar
penuh. Pertanyaannya pun
sederhana seperti :
a) Nama
bapak siapa?
b) Bapak
saat ini dimana?
c) Hari
ini hari apa?
Dalam bahasa kedokteran , ini berarti bahwa orientasi akan orang, waktu
dan tempat adalah baik.
S – Suara (respon terhadap suara)
Penderita hanya
berespon saat ditanya. Dikatakan bahwa penderita tersebut berespon pada
rangsangan suara. Saat kita bertanya
(merangsang dengan suara), penderita lalu membuka mata, atau mengeluarkan
suara.
N – Respon terhadap Nyeri
Penderita hanya
membuka mata, atau mengeluarkan suara saat kita merangsang dengan mencubit.
Sebenarnya mencubit yang paling nyeri adalah daerah putting susu, tetapi di
Indonesia hal ini sebaiknya tidak dilakukan, cubitlah pada daerah lengan saja
atau daerah dada dengan keras.
T – Tidak ada respon sama sekali
Pada saat dicubit
tidak ada respon sama sekali. Jika seperti ini maka apapun yang kita lakukan
biasanya penderita tidak memberikan respon sama sekali.
Kadang – kadang hal
ini juga sulit apabila terdapat pengaruh obat – obatan, atau di bawah pengaruh
obat – obatan. Pada orang mabuk atau dibawah pengaruh obat, juga dapat sulit
menilai kesadaran (misalnya : “kesadaran : nampaknya berespon terhadap suara,
namun penderita mabuk”).
Apabila penderita
tidak ada respons, panggil bantuan ambulans.
C. Memastikan jalan nafas adekuat
Apabila penderita dapat berbicara , maka untuk sementara dapat dianggap bahwa
jalan nafasnya baik-baik. Catatan: apabila berbicara ,tetapi tidak dapat menyelesaikan
satu kalimat (terbata-bata) maka kemungkinan ada sedikit kemungkinan ada
sedikit gangguan pada jalan nafas atau gangguan pada pernafasan.
Apabila penderita tidak dapat berbicara (pingsan, dibawah pengaruh
obat-obatan dsb), maka nilailah dengan :
1) Melihat ( adakah
pernafasan ? )
2) Meraba ( adakah arus udara
keluar dari mulut /hidung ?)
3) Mendengar ( adakah arus
udara ?)
Apabila pernafasan berbunyi (mengorok, bunyi kumur-kumur,
stridor ), maka dianggap ada gangguan jalan nafas.
D. Memeriksa pernafasan
Apabila penderita dapat berbicara tanpa
terbata-bata, maka pernafasannya baik. Apabila penderita kesadarannya menurun
sehingga tidak dapat diajak berbicara perhatikan hal-hal seperti berikut :
1) Lihat : Berapa
frekuensi pernafasannya ?
Jumlah
pernafasan normal
Kelompok
Usia
|
Jumlah Pernapasan
|
Bayi
|
25 – 50 x/menit
|
Anak
|
15 – 30 x/menit
|
Dewasa
|
12 – 20 x/menit
|
2)
Apakah ke-2 sisi dada mengembang secara simetris
3) Apakah
ada tanda kebiruan (sianosis)
4) Apakah
ada tanda-tanda sesak : pernafasan yang memaksa, pengembangan dada yang tidak
normal
5) Dengar
: apakah ada bunyi bengek (seperti pada asma)
E. Menilai Sirkulasi
Peganglah
tangan atau kaki penderita. Apabila terasa dingin, maka kemungkinan penderita
dalam keadaan syok, tetapi bisa juga karena cuaca dingin. Karena itu carilah
dengut nadi radialis didaerah pergelangan tangan. Apabila tidak teraba denyut
nadi radialis, raba denyut nadi karotis ( di leher ). Apabila denyut nadi kecil
,cepat dan kecil ( serta tangan/kaki dingin)maka penderita dalam keadaan syok.
Apabila penderita tidak sadar , raba denyut nadi leher. Melakukan kontrol pada
perdarahan yang serius dengan segera
F. Pemeriksaan Penderita
Pemeriksaan fisik
penderita terdiri dari 2 bagian :
1) Pemeriksaan
tanda vital
Tanda-tanda vital
yang diperiksa adalah :
a) Pernafasan penderita
b) Nadi
c) Kulit
d) Pupil
e) Tekanan darah ( jika mampu)
Lakukan pemeriksaan
tanda vital ini secara berulang kali, karena keadaan dapat berubah setiap saat.
a) Laju pernafasan penderita
Pernafasan terdiri dari 1x menarik nafas (menghirup) dan 1 x membuang
nafas. Jumlah normal setiap pernafasan /menit berubah-ubah karena jenis kelamin
dan usia. Pada orang dewasa jumlah itu sekitar 12-20 x/menit ,anak-anak 15-30
x/menit, Bayi 25-40 x/menit.
Menghitung
pernafasan penderita anda lakukan dengan cara lihat, dengar dan raba. Hitung
jumlahnya setiap kali dada/perut berkembang selama periode 30 detik, kemudian
kalikan 2 .
Dalamnya
pernafasan memberi petunjuk terhadap banyaknya udara pada saat menghirup.Untuk
mengukur kedalaman bernafas yaitu dengan cara meletakan tangan diatas dada
penderita dan merasakannya, juga dapat dengan merasakan gerakan perut.
Manusia normal
akan bernafas tanpa usaha ekstra (menarik nafas (inspirasi) lebih pendek dari
pada menghembuskan nafas (ekspirasi) normal inspirasi : ekspirasi = 1 : 2.
Keadaan pernafasan
yang tidak normal yang harus dikenali adalah :
Pernafasan yang
pendek dan cepat (lebih sering dari normal), ini biasanya menandakan kesulitan
bernafas.
· Pernafasan yang sangat lambat
b) Nadi
Setiap kali
jantung berdenyut, pembuluh darah nadi (arteri) akan mengembang dan dapat
diraba. Dengan meraba nadi
kita akan mengetahui denyut jantung.Ketika anda mengukur nadi , catatlah :
(1) Kecepatan
nadi (frekuensi)
(2) Kekuatan
nadi ( nadi yang normal lengkap dan kuat )
(3) Irama nadi (
Nadi yang normal mempunyai jarak tetap antara setiap denyutan )
Nadi dapat dirasakan dibeberapa titik diantaranya :
·
Arteri
radialis - sendi pergelangan tangan
·
Arteri
karotis -di leher
·
Arteri
brakialis – dilengan atas terutama pada bayi
·
Arteri
femoralis – dipangkal paha
Cara memeriksa nadi radialis:
(1) Suruh
penderita untuk berbaring atau duduk
(2) Sentuh
dengan lembut titik nadi dengan 2atau 3 ujung jari (hindari menggunakan ibu
jari )
(3) Hitung
jumlah denyutan.Hitung selama 15 detik kemudian kalikan jumlahnya dengan 4.
Jika nadi tak teratur, lambat atau sulit didapatkan, hitung denyut dalam 30
detik kemudian kalikan 2.
(4) Catat denyut
nadi dan semua tanda vital lainnya.
c) Kulit
Menilai suhu,warna dan kondisi kulit dapat memberitahu
tentang sistem peredaran darah penderita.
Suhu kulit :
Normal suhu tubuh
adalah 37 C.
Suhu dapat berbeda
diberbagai bagian tubuh , pada proses peradangan dikaki misalnya maka kaki yang
bersangkutan akan lebih panas.
Warna kulit :
Warna kulit dapat berubah karena kelainan jantung , paru, ataupun
permasalahan lainnya , contoh :
Pucat, mungkin
disebabkan oleh syok/ serangan jantung. Mungkin juga disebabkan karena
ketakutan, pingsan atau kelainan emosi. Kemerah-merahan, mungkin disebabkan
karena tekanan darah yang tinggi, penyalahgunaan alkohol (mabuk ) , tersengat
matahari,
serangan demam ,atau
pada penyakit infeksi. Kebiru-biruan adalah selalu masalah serius, tampak
pertama kali pada ujung jari dan sekitar mulut. Umumnya, disebabkan karena
kadar CO2 seperti pada syok, serangan jantung atau keracunan.
Kekuning-kuningan mungkin disebabkan karena penyakit hati . Kehitaman
atau warna biru tua yang setempat ( lokal) adalah hasil dari darah merembes
atau meresap dibawah kulit. Biasanya diebabkan oleh cedera atau infeksi.
Jika penderita
berkulit gelap, kita dapat memeriksa perubahan warna kulit pada bibir,
kuku, telap tangan , cuping telinga, daerah putih pada mata, permukaan sebelah
dalam pada kelopak mata, gusi atau lidah .
Kondisi kulit :
Kulit
biasanya kering, apabila kulit lembab atau basah itu mungkin menunjukan syok,
kegawatdaruratan panas atau kegawatdaruratan pada diabetes.
d) Pupil
Pupil adalah bulatan hitam ditengah pada bola mata pupil akan mengecil saat
mendapatkan sinar dan melebar saat kekurangan sinar. Kedua pu[pil harus sama
ukuranmya kecuali ada cedera.
Cara melihat pupil : sorotkan senter anda kesalah satu mata penderita
dan lihat apakah pupil mengecil pada respon cahaya. Jangan menyorot lebih dari beberapa detik karena
penderita merasa tidak nyaman.
Bentuk kelainan pupil :
(1) Tidak
ada reaksi pupil terhadap cahaya
(2) Pupil tetap
mengecil ( disebabkan over dosis obat )
(3) Pupil tidak
sama ( disebabkan cedera kepala atau stroke )
Pemeriksaan Seluruh
Tubuh ( Dari Kepala Sampai Kaki)
(1) Pemeriksaan kepala
Menilai seluruh
kepala ,termasuk tulang tengkorak, wajah dan rahang, juga memeriksa pupil untuk
ukuran dan refleks cahaya.
Gunakan kata kunci
BTLS untuk memeriksa :
·
B-Bentuk
Periksalah tulang tengkorak, tulang wajah,dan rahang
untuk tanda-tanda dari deformitas (ada tulang yang masuk kedalam ?). Juga
periksa gigi .
·
T-Tumor
Pembengkakan selalu menyertai cedera pada kepala
·
L-Luka
Cedera terbuka pada
kepala dapat menyebabkan perdarahan yang banyak , hal ini dapat mengganggu Airway.
·
S-Sakit
Adanya nyeri .Ketika palpasi pada kepala .
(2) Leher
Disini terdapat
pembuluh darah besar dan jalan nafas, sehingga cedera dapat berakibat sangat
parah. Untuk memeriksa leher gunakan kata kunci BTLS untuk memeriksa.
·
B-Bentuk
Periksalah apakah trakea masih ditengah. Pergeseran dapat menandakan keadaan sangat darurat.
·
T-Tumor
Gumpalan darah dileher dapat mengganggu jalan nafas.
Juga udara dapat bocor dari trakea dan menyebabkan pembekakan daerah leher,
yang kalau diraba seperti ada pasir dibawah kulit.
·
L-Luka terbuka
Cedera terbuka pada leher dapat menyebabkan perdarahan
yang banyak .hal ini dapat terjadi masuknya udara dalam pembuluh darah untuk
itu perlu ditekan secara manual pada daerah yang mengalami perdarahan.
·
S-Sakit
Tekanlah leher secara lembut untuk mengetahui adanya
nyeri.
Bila ada kemungkinan terjadi cedera tulang leher, pertahankan stabilisasi
manual pada kepala dan leher sampai penderita bisa dilakukan imobilisasi
seluruhnya.
(3) Dada
Untuk memeriksa
dada :
·
B-Bentuk
Perhatikan susunan tulang iga
·
T-Tumor
Jika terdapat pembengkakan atau tanda kebiruan, maka
kemungkinan ada cedera.
·
L-Luka terbuka
Jika luka meluas
kedalam rongga dada, udara dapat masuk kesekitar paru-paru dan menyebabkan
penderita kesulitan bernafas. Tutuplah luka tersebut sebisanya, tetapi harus
dengan pembalut yang kedap udara.
·
S-Sakit
Saat meraba dada, tanyakan penderita jika dia
merasakan sakit.
(4) Perut ( Abdomen )
Untuk memeriksa
abdomen :
·
B-Bentuk
Jarang ditemukan kelainan bentuk pada perut, bila ada
sering karena cedera.
·
T-Tumor
Pembengkakan atau
perubahan warna kulit adalah tanda adanya cedera abdomen.
·
L-Luka terbuka
Luka terbuka pada
abdomen akan dapat menyebabkan keluarnya organ intra abdomen. Tutuplah dengan
kasa steril yang dibasahi dengan cairan NaCl.
·
S-Sakit
Biasanya penderita
sudah akan mengatakan sakitnya dimana (kecuali bila penderita tidak sadar).
Mulailah meraba perut penderita dari bagian yang tidak nyeri terlebih dahulu,
terakhir pada bagian
yang nyeri.
(5) Panggul
Untuk memeriksa
panggul :
·
B-Bentuk
Berbeda dengan
tulang-tulang pada lengan dan kaki, maka kelainan bentuk pada tulang panggul
tidak selalu jelas. Rabalah tulang untuk merasakan kelainan bentuk.
·
T-Tumor
Carilah pembengkakan dan perubahan warna sekitar
tulang panggul.
·
L-Luka terbuka
Panggul sering terluka, namun biasanya tidak serius.
Luka yang besar dapat mengancam nyawa.
·
S - Sakit.
Jangan memaksa meraba
tulang panggul jika nyeri.
(6) Anggota gerak
Ekstremitas sering
mengalami cedera :
·
B-Bentuk
Karena dekat permukaan, kelainan bentuk mudah dilihat
pada lengan maupun tungkai. Biasanya kelainan bentuk berarti patahnya tulang,
karena itu jangan digerakkan dulu.
·
T-Tumor
Tidak selalu pembengkakan berarti adanya patah
tulang!.
·
L-Luka terbuka
Apabila ada luka
yang berdarah aktif (masih berdarah terus), maka diperlukan tekanan langsung. Apabila
disertai dengan patah tulang, maka lakukanlah seperti pada bab 16.
·
S - Sakit
Rasa nyeri sering
berarti bahwa ada sesuatu yang salah, mungkin keseleo, ataupun patah tulang.
Apabila penderita masih dapat menggerakkan anggota gerak yang sakit itu, maka
kerapkali tidak ada keseleo ataupun patah tulang. Bila ada patah tulang maka
anggota gerak itu harus dibidai. Anggota gerak badan juga diperiksa dengan
merasakan nadi setiap anggota gerak. Denyutan nadi radialis yang baik
menandakan bahwa peredaran di seluruh tubuh lancar. Terdapat 2 nadi di kaki
yang dapat diraba, yaitu nadi dorsalis pedis dan nadi tibialis posterior.
Kemampuan untuk bergerak pada anggota gerak seperti menggoyang-goyangkan jari
tangan atau jari-jari kaki juga tanda yang penting untuk dilihat. Bila dapat
dilakukan pergerakan dengan sempurna mungkin seluruh sistem syaraf dalam
keadaan baik. Tidak adanya pergerakan di satu anggota gerak dapat menunjukkan
adanya masalah dengan sistem saraf pusat.
(7) Pemeriksaan bagian belakang
Untuk memeriksa
bagian belakang penderita :
·
B-Bentuk
Periksalah kese-garis-an tulang belakang, dan adanya
kelainan bentuk iga bagian belakang.
·
T-Tumor
·
L-Luka terbuka
Luka terbuka pada bagian punggung diperlakukan sama
seperti luka pada luka dada.
·
S- Sakit
Nyeri pada tulang belakang mungkin karena ada patah
tulang belakang. Nyeri pada daerah iga mungkin berarti patahnya tulang iga.
SYSTEM
RUJUKAN
Definisi
Sistem rujukan adalah
sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif, dan koordinatif
untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dari komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkan terutama ibu dan
bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi
manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal di
wilayah mereka berada (Depkes RI. 2006)
Menurut SK Mentri Kesehatan RI No. 32 Tahun 1972 sistem rujukan adalah
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tangguang jawab timbal balik terhadap satu kasus masalah kesehatan secara
horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Dapat dikatakan bahwa sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya tangguang jawab secara timbal
balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal yang lebih kompeten
terjangkau dan dilakukan secara rasional.
Tujuan
Sistem rujukan bertujuan
agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat
menurunkan AKI dan AKB
Jenis
A.
Menurut tata hubungannya,
sistem rujakan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan neonatal.
a.
Rujukan internal adalah
rujukan horizontal yang terdiri di antar unit pelayanan di dalam institusi
tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk.
b.
Rujukan eksternal adalah
rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik
horizontal (dari puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah
sakit umum daerah).
B.
Menurut lingkup
pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
a.
Rujukan Medik
Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, spesimen,
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Mendatangkan atau mengirim tenaga
yang lebih kompeten.
b.
Rujukan Kesehatan
adalah rujukan yang mengangkat masalah kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif.
Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan :
a)
Umum
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan didukung mutu pelayanan yang optimal.
b)
Khusus
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
Jenjang
Tingkat Tempat Rujukan
RUMAH
SAKIT TIPE A
|
RUMAH SAKIT TIPE
INAP
|
PUSKESMAS BP, RB,
BKIA, DAN SWASTA
|
RUMAH SAKIT TIPE
C/D
|
POSTANDU KADER
DUKUN BAYI
|
PUSKESMAS
PEMBANTU BIDAN
|
Jalur
Rujukan
1.
Dari kader, dapat langsung merujuk
ke :
a.
Puskesmas pembantu
b.
Pondok bersalin/bidan desa
c.
Puskesmas/ puskesmas rawat
inap
d.
Rumah Sakit pemerintah/
swasta
2.
Dari Posyandu, dapat
langsung merujuk ke :
a.
Puskesmas pembantu
b.
Pondok bersalin/bidan desa
c.
Puskesmas/ puskesmas rawat
inap
d.
Rumah Sakit pemerintah/
swasta
3.
Dari Puskesmas Pembantu
Dapat langsung mrujuk ke rumah sakit tipe D C atau rumah sakit swasta.
4.
Dari Pondok bersalin
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D atau rumah sakit swasta.
Persiapan
Penderita (BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus
diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat “BAKSOKUDA” yang diartikan
sebagai berikut :
1. Bidan
Pastikan bahwa
ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten
dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi
baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan
2. Alat
Bawa
perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru
lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan
sedang dalam perjalanan.
3. Keluarga
Beri tahu ibu
dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu
dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya
rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu
dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
4. Surat
Berikan surat
ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu
dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil
pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru
lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
5. Obat
Bawa
obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan
mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
6. Kendaraan
Siapkan
kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup
nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk.
mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
7. Uang
Ingatkan pada
keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan
yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperiukan selama ibu
dan/atau bayi baru lahir tinggal di fesilitas rujukan.
8. Darah
Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membantu transfusi darah apabila
terjadi perdarahan.
Pengiriman
penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
Tindak
Lanjut Penderita
·
untuk penderita yang telah
dikembalikan
·
harus kunjungan rumah bila
penderita yang memerlukan tindakan lanjut tetapi tidak melapor.
BAB III
PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Terima kasih banyak ya?
BalasHapusHarrah's Resort Southern California - MapYRO
BalasHapusWelcome to Harrah's 광양 출장샵 Resort 정읍 출장샵 Southern California. It's Southern California's home to 나주 출장안마 over 충주 출장안마 3100 hotel rooms, a full-service spa, and 이천 출장샵 a casino.